Andaliman-13: Khotbah 22 Maret 2009 Minggu Letare

andaliman-13

Bersukacitalah karena kasih! Dipilih sebagai murid Tuhan dan sahabat Kristus, apa lagi yang lebih hebat daripada itu?

 

Nas Epistel: Yohanes 15:9-17

“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”

Nas Evangelium: Yesaya 54:11-17

Hai yang tertindas, yang dilanggar angin badai, yang tidak dihiburkan! Sesungguhnya, Aku akan meletakkan alasmu dari batu hitam dan dasar-dasarmu dari batu nilam. Aku akan membuat kemuncak-kemuncak tembokmu dari batu delima, pintu-pintu gerbangmu dari batu manikam merah dan segenap tembok perbatasanmu dari batu permata. Semua anakmu akan menjadi murid TUHAN, dan besarlah kesejahteraan mereka; engkau akan ditegakkan di atas kebenaran. Engkau akan jauh dari pemerasan, sebab engkau tidak usah lagi takut, dan engkau akan jauh dari kekejutan, sebab ia tidak akan mendekat kepadamu. Apabila orang menyerbu, itu bukanlah dari pada-Ku; siapapun yang menyerbu engkau, ia akan rebah melawan engkau. Sesungguhnya, Akulah yang menciptakan tukang besi yang menghembus api dan menghasilkan senjata menurut kecakapannya, tetapi Akulah juga yang menciptakan pemusnah untuk merusakkannya. Setiap senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil, dan setiap orang yang melontarkan tuduhan melawan engkau dalam pengadilan, akan engkau buktikan salah. Inilah yang menjadi bagian hamba-hamba TUHAN dan kebenaran yang mereka terima dari pada-Ku, demikianlah firman TUHAN.

 

Marlas ni roha ma hamu! atau Bersukacitalah!, itulah makna Minggu ini yang diberi nama Letare; yang dikutip dari Yesaya 66:10

 

Terus terang, menghubungkan Ep dan Ev kali ini, membuatku menahan nafas beberapa jenak. Semula, sulit menemukan hubungannya. Puji Tuhan, akhirnya aku berhasil menemukan benang merah antara kedua perikop tersebut. Terbantu dengan Yesaya 66:10 sebagai tema, yaitu bersukacitalah.

 

Apa yang membuatku harus bersukacita? Mari kita lihat kedua perikopnya.

– Ev Yesaya 54:11-17 membesarkan hati orang-orang yang tertindas (oh ya, kitab ini ditulis menceritakan bangsa Israel yang sedang dibuang di Babel) dengan menjanjikan banyak hal (kuat dalam prahara sebab didasarkan atas ”batu hitam yang kokoh”) dan berkat sebagai murid Tuhan (”jauh dari kekejutan, jauh dari kekuatiran, dan musuh-musuh pasti dikalahkan”) yang bermuara pada kesejahteraan. Jauh dari krisis! Sangat relevan dengan situasi sekarang. Tak usah takut, sebab anti-krisis ada pada Kristus. Masih ingat dengan prinsip ”apalah krisis dibandingkan dengan Kristus”, ’kan? Dia yang menciptakan pembuat senjata, dan dia pulalah yang memiliki pemusnahnya. Analogi Yesaya yang pas!   

 

– Ep Yohanes 15:9-17 menyampaikan pesan tentang kasih; bahwa Bapa telah mengasihi anak-Nya, demikian jugalah Yesus yang mengasihi kita. Kita juga diminta untuk mengasihi sesama. Dengan menjalankan semua perintah-Nya, maka sukacita kita akan menjadi penuh. Ada orang yang bersukacita (tepatnya: menikmati kebahagiaan), namun tidak penuh (masih merasa tidak maksimal dan tidak puas) karena tidak berjalan di dalam Tuhan. ’Ngerti, ’kan maksudnya? Misalnya korupsi. Semua orang tahu betapa bahagianya sang koruptor dengan harta hasil korupsinya tersebut, namun tidak penuh karena tidak merasakan damai sejahtera dalam menikmati harta rampasannya tersebut.  

 

Tetap kuat, damai sejahtera, dan bersukacita dalam setiap situasi, itulah yang aku rindukan. Setiap pagi ketika dalam perjalanan menuju kantor, aku selalu menyempatkan diri berdoa dengan salah satu permohonanku adalah agar semua orang (anakku, isteriku, mamakku, mertuaku, saudara-saudaraku dan keluargaku, serta diriku juga tentunya …) diberikan sukacita dan kekuatan dalam menjalani hari tersebut.

  

Tantangan/Bekal untuk (Warga) Jemaat/Referensi

Sebagai orang yang telah dipilih dan ditetapkan Tuhan untuk menikmati kasih-Nya, kita ditantang untuk ”menghasilkan buah yang tetap”. Artinya, bersaksi tanpa henti. Walau ada badai menerpa (ingat, anak Tuhan juga mengalami krisis, lho …), kita tetap kuat bertahan dan berjalan di dalam Tuhan. Tidak menjadi kendor, sebab Kabar Baik harus disampaikan kepada semakin banyak orang.

 

Dalam keadaan tertekan di pembuangan, Yesaya menguatkan bangsa Israel tentang pertolongan Tuhan. Dan mengingatkan mereka agar tetap bersukacita. Kontradiksi, ya? Begitulah anak Tuhan, dalam setiap keadaan harus dapat bersukacita. Bagaimana mungkin? Ya, karena kita punya pengharapan yang sungguh bahwa Tuhan pasti menolong dan menjanjikan sesuatu yang indah kemudian. Setiap pagi ketika dalam perjalanan menuju kantor, aku selalu menyempatkan diri berdoa dengan salah satu permohonanku adalah agar semua orang (anakku, isteriku, mamakku, mertuaku, saudara-saudaraku dan keluargaku, serta diriku juga tentunya …) diberikan sukacita dan kekuatan dalam menjalani hari tersebut.

 

Yesaya dalam perikop Ev tersebut memosisikan kita sebagai murid Tuhan, sedangkan Yohanes dalam Ep memosisikan kita sebagai sahabat Kristus. Dengan segala konsekuensinya, itulah yang membuat kita selayaknya bersukacita. Murid mendapatkan pengajaran dan menjalankan perintah gurunya, sedangkan sahabat bahkan merelakan nyawanya. Aku tak tahu apakah engkau punya sahabat. Namun yang aku tahu, kasih dan pengorbanan sahabat itu bahkan bisa melebihi dari saudara kandung sendiri. Alangkah indahnya persahabatan …

 

Kristus telah membuktikannya dengan karya keselamatan di kayu salib. Adakah yang lebih hebat daripada itu?

Tinggalkan komentar