aku dan tiga perempuan perkasa

with-3-women

Tentang Aku

Dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga Batak yang menganut prinsip banyak anak banyak rezeki (dan sebagian memang terbukti kebenarannya …), tentu saja itu memengaruhi kehidupanku kemudian. Biasa dalam kehidupan dengan perbedaan pendapat, dikritik, untuk kemudian melakukan perbaikan untuk hal-hal yang diyakini kebenarannya.

Sejak ikut Sekolah Minggu sampai “pensiun” dari keanggotaan NHKBP, aku tinggal di rumah dekat komplek gereja; jadi tidak mengherankan mengetahui kehidupan keseharian di lingkungan yang seharusnya “sangat dekat dengan kerajaan surga” tersebut. Ditambah memiliki keluarga yang aktif di jemaat, sehingga aku punya banyak kenangan tentang “dunia salib” tersebut.

Sekarang aku melayani di salah satu jemaat HKBP di Jakarta. “Untuk persiapan menjadi Sintua“, kataku pada banyak orang jika menanyakan kenapa mau belajar teologi. Bahkan sampai saat ini ketika sudah diwisuda dari Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Teologi Jakarta pun, pertanyaan yang sama masih sering diajukan padaku. Dan sayangnya, masih banyak yang tidak percaya (karena mereka menganggap kalau “hanya” mau jadi sekadar Sintua, ‘ngapain capek-capek kuliah teologi segala …).

Dalam kesehariannya, aku bekerja sebagai tenaga profesional di salah satu perusahaan multi nasional yang bergerak di bidang nutrisi; yakni perusahaan yang telah memberikanku beasiswa untuk kuliah dan meraih gelar MBA dengan konsentrasi ilmu pemasaran pada hampir sepuluh tahun yang lalu. Setelah malang-melintang di berbagai wilayah kerja, sekarang ini aku ditempatkan di bagian pengembangan bisnis yang juga dituntut untuk memberikan pelatihan bagi karyawan dan mitra bisnis untuk meningkatkan kompetensi masing-masing.

Semua hal itu – pekerjaan yang mengarahkan manusia menjadi sehat jasmani (dengan nutrisi yang baik …), dan mengembangkan kemampuan setiap orang (dengan pelatihan yang terus-menerus …) – menantangku untuk memberikan sesuatu yang lebih, yaitu kehidupan spiritual sebagai pengimbang dan penyeimbang. Sekalian selalu berupaya memanfaatkan kesempatan yang ada untuk menyaksikan kebaikan Tuhan. Selain itu, belakangan ini mulai sering dipanggil untuk memberikan ceramah, khotbah dan renungan. Dari semua itu, dalam setiap momen, aku lebih suka memosisikan diriku sebagai “teman diskusi”.

Sebagai budaya, aku sangat menghormati tradisi Batak dan masih meyakini relevansinya dalam kehidupan saat ini. Dalam beberapa hal adalah juga relevan untuk masa depan. Bangga menjadi orang Batak (dan puji Tuhan, Kristen pula’ …!), sebagaimana banggaku menjadi orang Indonesia. Sampai sekarang aku punya kerinduan untuk menunjukkan kontribusi yang positif nilai-nilai Batak (yang atau dan) Kristen bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tentang Tiga Perempuan Perkasa

Aku harus mengakui keperkasaan mereka: mamakku, isteriku, dan puteriku satu-satunya. Yang dipakai oleh Tuhan untuk menghadirkanku di muka bumi ini, membesarkanku, dan membentukku menjadi manusia dewasa. Dilanjutkan oleh perempuan yang datang kemudian dalam hidupku, teman berbagi banyak hal, dan yang semakin menguatkanku untuk menjalaninya. Dan bidadari kecil yang dengannya Tuhan menunjukkan banyak keajaiban dalam hidupku. Mereka semua adalah sumber inspirasiku. Melalui keperkasaannya yang selalu menyertai kelembutannya yang diberikan kepadaku.

Untuk kemudian bersama-sama mewujudkan mimpi-mimpiku …

Tuhan (pasti) memberkati.

40474876_2439414036285396_5173082379098521600_n

Aku dan Dua Perempuan Perkasa (Diperbaharui 10 Februari 2019)

Sejak kepergian untuk selamanya ibunda tercinta pada 29 Maret 2012 yang lalu, terasa memang kekosongan dalam hari-hari selanjutnya. Ketiadaan ibunda yang selama ini menjadi tumpuan – bercerita, mendapatkan dukungan, kebanggaan, inspirasi, dan lain-lain – memang berdampak dalam kehidupanku selanjutnya. Kepulangan ke Medan yang dulunya seringkali didorong oleh kerinduan untuk bertemu almarhumah pastinya sangat berdampak terhadap frekuensi kunjungan ke kota kelahiran tersebut. Dan irama kehidupan dan pekerjaan seakan memahami keadaan tersebut.

Namun, hidup harus berjalan terus.

Dukungan dari dua perempuan perkasa – istri dan puteri yang keduanya aku kasihi –  yang masih Tuhan titipkan padaku aku percayai sebagai satu kecukupan dalam hidupku untuk mendapatkan dukungan terbesar dan terdekat dalam perjalanan hidup selanjutnya. Aku dengan berbagai kerinduan dan impian yang aku masih harus wujudkan. Mereka adalah harta titipan Tuhan yang sekaligus masih harus aku pertanggungjawabkan kelak. Dan itu pulalah yang akan mewarnai perjumpaan kita selanjutnya.

Maka, jadilah demikian …

Bekasi, 10 Februari 2019

Pnt. Dr. Rodlany A. Lbn. Tobing, SE, MBA, MMin, MTh

(mohon ma’af, penulisan nama dan gelar untuk menunjukkan betapa baiknya Tuhan yang membolehkanku untuk menutupi kekuranganku dengan kelengkapan bekal pelayanan jemaat)

22 comments on “aku dan tiga perempuan perkasa

  1. Mungkin bagi sebagian orang, nama tidaklah penting. Menurut saya, sebagai manusia, nama tetaplah penting. Karena dengan mengetahui nama, saya merasa lebih mengenal pribadi seseorang.

    Tanobato, anda hebat, dan diberi berkat. Tidakkah orang boleh mengenal lebih dekat ???..

    Horas lae.
    (Mar lae ma jolo, ai so masitandaan dope, boi do gabe mar amang boru manang mar tulang. Siapa tau mar dongan tubu ?).

    • Sangat setuju, lae. Di bulan-bulan awal, aku mencantumkan margaku, selain nama tanobato. Namun, “ada bisikan” supaya tidak usah pakai marga. Maka, jadilah demikian.
      Horas jala gabe!

  2. Horas amang. Saya setuju tidak hanya pendeta yang perlu belajar teologia, sintua juga bahkan jemaat juga perlu belajar teologia sehingga pengenalan akan Tuhan semakin mantap. Tentu kalau semua sudah tahu teologia tidak banyak lagi pertanyaan2 kepada pendeta masalah teologia. Jala unang ma dipangke parbinotoan teologia i manguji panditana. Ha…ha…ha..(guyon do i). Selamat melayani amang. Syalom

    • Horas, Amang! Mansai balga rohangku di haradeon Amang mampir tu bagas na metmet on. Tarlumobi molo rade mambahen asa lam ribur. I do tutu, asa adong bohal boanon molo marhobas di huria i. Ninna rohangku, ndang tuk be nuaeng molo holan mamboan “semangat” sambing. Dumenggan do molo adong pangantusion tu konsep teologi. Nang pe apala otik. Artinya, punya pengetahuan memadai yang juga dengan bantuan-Nya akan mampu menyirami sehingga menghasilkan buah yang banyak dan menetap. Dan bisa jadi “penyeimbang” pak Pendeta untuk saling bertukar pikiran sebagai mitra dalam pelayanan.

      Horas jala gabe!

  3. Kutinggalkan jejak sebai tanda persahabatan, salam hormat tuk bapak sekeluarga.
    Horaslah pokonamah….

  4. Selamat amang, saya sangat mendukung setiap refleksi dan tulisan amang…. Tetaplah jadi sintua yang bersemangat dalam Pelayanan. Sehingga kami (pdt) semakin dapat termotivasi

  5. Horas amang ! Lam tamba do rupani haporseaon molo tung lam rarat na porsea i rade jala tangkas gabe parhobas di hauma-Na (jaha : Porlak). Sai lam margogo ma amang, dung sataon rupani mamornohi portibi awangawang on (terj : dunia maya). Jala asa tung boi rupani masitungkaran pingkiran hita, hami parhobas di huta on, boi do ra songon na pajumpang di situsnami, ima http://www.hkbpdoloknauli.blogspot.com, amang. Mauliate

    • Mauliate, amang panditanami di haradeon dohot haroromuna di jabu na metmet on. Sihol do roha molo boi masitungkarpingkiran dohot angka dongan na manghasiholi hadengganan parhobasion ni huria. Horas jala gabe!

  6. bangga atas ide anda ‘membudidayakan’ andaliman dirumah anda yang cukup besar. semoga rasa ‘bergetir’nya tidak hilang. walau rumah anda sangat besar dan semua orang tahu apa yang ada didalamnya, namun klik mouse dan dua telunjuk bisa menikmatinya. alana molo balga jabuna, taboma tong lompalompana. ido kan amang?

  7. Horas
    Saya salut sama amang menjadi pelayan Tuhan sekaligus memperdalam teologi.Sekarang ini model amang sangat diperlukan.Mudah-mudahan masih menyusul yang lain.Penomena pembakaran pengrusakan Gereja harus dapat menjadi analisa dan dicari jalan keluarnya.Tidak cukup khitbah rutin,harus mau aktif keluar.Sayang saya sendiri hanya jadi pemerhati.Teruskan amang Tuhan memberkati

  8. terlalu dini jika saya sampaikan rasa kagum ‘taw salut. maaf pak saya urungkan dulu.

    saya masih blum bisa percayai, jika semua hal ttg bapak dan tulisan bapak memang dgn ketulusan hati di tengah warna hkbp yang kelabu.

    rona tulisan bapak, terbersit sebuah kata “tidak terlalu bangga menjadi pelayan hkbp”, tetapi memberikan diri dalam pelayanan itu. sudahkah teramat dalam merinci dan mendalami sebuah kerajaan hkbp pak ? tiang hkbp mana menjadi sorotan (tiang yg teramat kokoh atawa tiang yg dah dicabik-cabik rayap. tak ada terbersit n terselip maksud ‘tuk menyelidiki ‘taupun menguji.

    hanya galauan embun pagi yg tiba-tiba mendamparkan saya di WP bapak ini, tepat dini hr ini 14 feb 2011, 03.15 wib. mjd kunjungan perdana saya.

    ujian masih panjang…..

    salam dari tarutung

    • Ah, tak usahlah berlebihan … Jangan pula (pernah) memberikan rasa kagum dan atau salut, karena aku pun tidak mengharapkan yang seperti itu. Aku menjaga blog yang sangat sederhana ini karena memang membutuhkannya untuk tetap menulis. Tentang apa saja. Dan sampai aku merasa tidak membutuhkannya lagi.

      Tentang HKBP, aku memosisikan diriku sebagai pelayan Tuhan, dan HKBP hanyalah “sekadar” wahana yang sampai saat ini diperbolehkan Tuhan sebagai tempat aku melayani lebih banyak daripada tempat yang lain. Dan hanya untuk kemuliaan-Nya, bukan kemuliaanku, sebagaimana hampir setiap hari aku mendaraskan doa yang di dalamnya pasti ada kerinduan untuk meraih yang terbaik. Cuma itu, koq …

      Salam.

  9. Syalom, Horas !
    Horas ma tutu Amang Tano Batak. Mauliate ma disegala informasi na adong di blog muna, on.
    Setiap huruf (huruf, angka) memberikan masukan positif yang sangat berharga untuk peradaban manusis yang lebih baik.

    Thanks

  10. semangat belajar panjenengan itu yang top dan jos seta layak mendapat acungan jempol
    sebagai teladan buat umat agar tetep rajin belajar

    yang aneh :
    kadang kita sudah merasa cukup untuk hal2 spiritual, yang penting udah ibadah gak usah belajar
    sedang hal yang bersifat material slalu kurang, sehingga slalu semangat untuk mengejar……..

    • Begitulah sifat manusia. Masih tergiur dengan materi. Itulah sebabnya perlu selalu memohon penguatan dari Tuhan supaya tercipta keseimbangan yang sesuai dengan kehendak Beliau.

      • Selamat pagi!Aku adalah pemilik/pengelola akun tanobato.wordpress.com sejak lebih sepuluh tahun yang lalu. Namun, mengapa sejak kemarin aku sudah ‘nggak bisa mengakses situs tersebut lagi? Selalu yang muncul notifikasi seperti di bawah ini:

        Mohon penjelasan dan terima kasih. r. tobing

Tinggalkan Balasan ke Moneristo Batalkan balasan